PENEMU MP3 PERTAMA DIDUNIA

08.59 |


Penemu MP3 pertama didunia, kisah ini dimulai dari suatu tempat bernama Institut Frauenhofer, salah satu lembaga penelitian di Jerman yang paling prestisius dan memperkerjakan lebih dari 250 orang sarjana. Mereka adalah para ilmuwan dan insinyur terbaik Jerman, walaupun kabarnya gaji yang mereka terima tidak lebih besar dari yang ditawarkan oleh standar industri.

Profesor Karl Heinz Brandenburg adalah salah satu ilmuwan yang bekerja di Institut tersebut. Keterlibatannya dalam bidang kompresi musik dimulai sejak tahun 1977. Pada awalnya, Profesor Dieter Seitzer lah yang memiliki gagasan untuk menciptakan suatu metode dalam mentransfer musik melalu jalur telepon standar.

Saati itu, idenya dianggap sebagai suatu terobosan brillian. Namun demikian, ia menolak setiap tawaran dana yang datang sebagai bantuan penelitian. Ia justru memutuskan untuk membentuk suatu kelompok kerja tersendiri yang terdiri dari para ilmuwan dan teknisi Frauenhofer yang memiliki minat terhadap topik semacam itu. Keberminatan Bradenburg terhadap Matematika, Elektronik, dan gagasan-gagasan nyeleneh menjadikan mereka sebagai partner yang ideal.

Selanjutnya, penelitian mengenai kompresi file musik ini dipimpin langsung oleh Bradenburg dan dilakukan di Institut Frauenhofer, divisi Integrated Circuits (Frauenhofer IIS), di Bavaria. Bradenburg kemudian memutuskan untuk berkonsentrasi pada upaya pengompresan file lewat algoritma. Hasilnya adalah algoritma "MPEG-1 Layer 3" yang kemudian disingkat menjadi "MP3".

Sedikitnya jumlah penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya memaksa Bradenburg dan kawan-kawan untuk menciptakan metode, teori, dan risetnya sendiri. Kebanyakan dari pekerjaan mereka tidak hanya tentang bagaimana mengurang ukuran file, melainkan untuk mengetahui tingkat penurunan kualitas suara yang masih dapat ditoleransi oleh persepsi manusia.

Jika tidak ada penelitian tentang MP3, mungkin kita hanya bisa mendengarkan lagu lewat CD saja, apa jadinya jika hidup ini tanpa musik, pasti akan monoton dan tidak indah, kita patut bersyukur ada para ilmuwan yang mau meneliti hal seperti ini yang bermanfaat di masa depan.


Demikian artikel yang saya share kali ini, jika ada kekurangan atau kesalahan serta kritik dan saran, silahkan diberikan melalui kotak komentar yang ada dibawah postingan ini. Arigatou.
Penulis by Team Limited Edition (Yudhistira Nurkarwana)

0 komentar:

Posting Komentar

..::Silahkan beri komentar pada setiap postingan yang kami post::..
jangan memberikan komentar sara, pornografi, kata-kata kasar, menghina atau mengejek dan mencela pihak lain atau pihak kami, karena kami tidak akan menampilkan atau mengijinkan komentar tersebut.
Terima Kasih By Limited Edition Group !!!